Coping with Grief
We would like to offer our sincere support to anyone coping with grief. Enter your email below for our complimentary daily grief messages. Messages run for up to one year and you can stop at any time. Your email will not be used for any other purpose.
Antonios grew up, married Laniwati and raised 4 children in Mojokerto, Indonesia. He moved to NYC in 2000 and called it home ever since. He breathed his last at home and passed on to his Eternal reward in Heaven on March 28th, 2024 on Holy Thursday (EST) and Good Friday (Indonesian time).
Papi Anton loved to cook, and travel. He didn’t travel as much as he wanted because he loved his family so much, and a responsible father, but he had deep knowledge about the world wonders and beauties. May be that’s the reason that he fell in love with NYC, and in 2006 he brought his wife and 4 children from Indonesia to live in NYC. He was working in Indonesian consulate, KJRI NY and a loving member of KKI NY (Indonesian Catholic Church Community in NYC) before he retired. Everyone loves him for his smile, joyfulness, willingness to help others without expecting a reward, and his delicious cooking. The family especially will dearly miss his delicious foods, such as Indonesian fried noodle (mie goring), pangsit me (noodle soup), and ayam goring (curry fried chicken).
Papi Anton had fought cancer for 3.5 years, survived 2 covid-19, and multiple hospitalizations. He fought vigorously to be with his family. His passing will leave a gaping hole in the lives of his wife, Laniwati; his son, Christanto; his daughters, Dina, Brigitta, and Monica; his daughter in law, Catherine. His smile and abundant joy will always be remembered as ray of sunshine in the world of people who know and met him.
Antonios memulai hidup berkeluarga (satu istri dan empat anak) di Mojokerto, Indonesia. Dia berimigrasi ke NYC pada tahun 2000 dan menganggap NYC sebagai rumahnya. Papi Anton menghembuskan napas terakhir di rumah dan melanjutkan ke kehidupan yang kekal pada tanggal 28 maret 2024, Hari Kamis putih waktu NYC dan Jumat Agung WIB (Waktu Indonesia Barat).
Papi Anton suka masak dan berpetualang ke tempat tempat yang indah dan menarik. Dia tidak dapat mengunjungi banyak tempat, sebanyak yang dia inginkan karena dia sangat mencintai keluarganya, dan bangga dengan tanggung jawabnya sebagai suami dan ayah. Tetapi Papi Anton masih mempunyai wawasan yang luas tentang keindahan dan tempat-tempat yang menakjubkan di dunia. Mungkin itu adalah alasan Papi Anton jatuh cinta dengan NYC. Tahun 2006 dia membawa istri dan 4 anak anak dari Indonesia ke NYC. Dia dulu bekerja di konsulate Indonesia, KJRI NY dan juga sebagai anggota yang penuh kasih Gereja katolik KKI NY sebelum pension. Setiap orang mencintai senyumnya Papi Anton, kegembiraannya, keinginannya untuk membantu semua orang tanpa mengharapkan imbalan, juga masakannya. Keluarga kita akan merindukan masakan Papi yang lezat, seperti mie goreng, pangsit mie, ayam goreng kare.
Papi Anton berjuang melawan kanker selama 3.5 tahun, dan mengalahkan serangan Covid-19 dua kali, dan juga beberapa kunjungan ke RS ruangan darurat. Dia berjuang dengan penuh semangat untuk tetap hidup bersama keluarga. Kepergian Papi Anton akan meninggalkan kesedihan yang mendalam di hidup istinya; Laniwati, anak laki-lakinya; Christanto, anak perempuanya; Dina, Brigitta dan Monica, menantunya; Catherine. Senyum dan kebahagia Papi Anton yang melimpah akan selalu diingat sebagai sinar matahari di dunia orang-orang yang mengenal dan bertemu degannya.
To send flowers to the family or plant a tree in memory of Antonios Hadi Tirtodiredjo, please visit our floral store.